TIMES MOROTAI, PULAU MOROTAI – Gubernur Maluku Utara, Sherly Thoanda, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Pulau Morotai. Dalam kunjungan ini Gubernur memiliki beberapa agenda kerja, salah satunya bertatap muka dengan siswa-siswi SMA guna menyampaikan soal besaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) serta kampanye Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA).
Kehadiran Gubernur di Morotai tidak sendiri, selain memboyong beberapa pejabatnya, juga memboyong Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Maluku Utara guna melakukan pertemuan bersama ratusan siswa-siswi.
Kunjungan itu berlangsung di halaman sekolah SMA Negeri 1 Pulau Morotai, Kamis (11/12/2025).
"Untuk diketahui bahwa semua BOS sekolah baik SMA, SMK, SLB itu dibawa provinsi kurang lebih satu anak dapat Rp1,9 juta sampai Rp 2 juta per tahun. Jadi kalau ada 700 anak di sini maka kurang lebih Rp1,5 miliar. Kemarin saya sudah launching, Bapak Kepsek harusnya sudah punya rincian penggunaan anggaran Bos P dan Bos B itu harus ditempel di mana anak-anak bisa lihat untuk dibaca karena itu haknya," ungkap Gubernur Sherly Tjoanda.
Ia menegaskan, uang itu ada karena anak-anak atau siswa-siswi ini ada. Untuk itu diharapkan siswa-siswi bisa mengontrol penggunaan uang itu dengan baik. Jangan habis hanya untuk formalitas tidak ada hasil.
Ini yang menjadi PR dari provinsi Maluku Utara di Dinas Pendidikan. "Kami selalu mengontrol dan memastikan bahwa dana BOS bisa dipakai untuk meningkatkan kapasitas dan aktivitas dari adik-adik Siswa-siswi di Morotai."
"Saya sangat peduli dengan pendidikan dan kesejahteraan anak-anak di Maluku Utara. Untuk itu kedatangan saya ingin memastikan bahwa anak-anak di sini mendapatkan pendidikan yang baik dan aman, serta memiliki kesempatan untuk berkembang dan mencapai impiannya," cetusnya.
Sherly kembali menegaskan bahwa masih banyak fasilitas di sekolah di Morotai yang belum memadai. Oleh karena itu dengan adanya program dana Bos P dan Bos B yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah, agar digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan sekolah, seperti pembelian buku, peralatan, dan fasilitas, serta untuk meningkatkan kualitas guru dan staf sekolah.
"Saya tekankan bahwa dana Bos P dan Bos B adalah hak kalian, dan harus digunakan dengan baik dan transparan. Olehnya itu sekali lagi, saya meminta kepada Kepala Sekolah dan guru-guru untuk memastikan bahwa dana ini digunakan dengan efektif dan efisien, serta untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah," ujarnya.
Selain itu, istri mendiang mantan Bupati Pulau Morotai ini juga mengkampanyekan soal melawan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Menurut Sherly, di kabupaten Pulau Morotai kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak cukup tinggi dan beberapa dari siswa-siswi yang hadir mungkin telah mengalami atau menyaksikan kekerasan tersebut dan hal itu tidak boleh terjadi lagi.
"Kepada anak-anak perempuan di sini untuk selalu menjaga diri dan tidak membiarkan siapa pun melakukan kekerasan terhadap kalian. Jangan ragu melaporkan jika kalian mengalami kekerasan dan jangan pernah merasa bahwa kalian sendirian. Untuk anak laki-laki di sini, saya mengingatkan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak adalah tidak dapat diterima," harapnya.
Orang nomor satu di Provinsi Maluku Utara ini juga meminta kepada seluruh siswa-siswi yang hadir agar tidak melakukan pembulian kepada siapapun, dan jangan biarkan orang lain membuli kalian. Ini harus dilawan karena kalian semua berharga dan memiliki hak untuk hidup dengan aman dan bahagia.
"Saya ingatkan anak-anak di Morotai untuk selalu menjaga diri dan tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Jangan pernah mencoba minuman keras atau obat-obat terlarang, dan jangan pernah melakukan kekerasan terhadap orang lain. Harapan saya, semoga kalian semua dapat mencapai impian. Jangan pernah menyerah, dan jangan pernah merasa bahwa kalian sendirian. Saya selalu ada untuk kalian, dan saya akan selalu mendukung kalian," pungkasnya.(*).
| Pewarta | : Abdul Halil Husain |
| Editor | : Faizal R Arief |