TIMES MOROTAI, JAKARTA – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengemukakan pentingnya pengembangan produk industri Indonesia yang mampu berkompetisi dengan negara-negara lain.

"Jadi kita harus mengembangkan produk yang meskipun itu niche market, jadi market-nya bukan masif sekali, tapi kalau itu ada peluang kita harus develop itu. Sehingga kita akan bisa masuk berkompetisi dengan negara-negara yang lain," ujarnya dalam pembukaan InaRI Expo 2025 di Jakarta, Selasa (28/10/2025).

Ia menyebutkan berbagai inovasi diperlukan oleh Indonesia untuk dapat menciptakan produk yang memiliki pembeda dan nilai jual yang lebih kompetitif.

Maka dari itu, ia mendorong peran aktif para periset di BRIN dan perguruan tinggi untuk dapat melakukan riset yang diperlukan oleh industri, sekaligus peran aktif pelaku industri untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing produk industri dalam negeri.

"Kami bisa menjamin infrastruktur riset ini bisa dibuat terbuka, bisa diakses oleh siapa saja. Tidak hanya akademisi di kampus, tapi juga teman-teman dari industri, karena tujuan kita adalah mendorong dan mengembangkan R&D (penelitian dan pengembangan) industri," kata dia.

Ia menilai peluang Indonesia tipis untuk dapat bersaing dengan negara maju seperti China pada bidang industri manufaktur. "Kita semua tahu, kita sangat mengalami kesulitan kalau terkait dengan hilirisasi industri ya, industri manufaktur itu sudah cukup berat," katanya.

Ia menyebut salah satu faktor utama penyebab peluang tersebut menjadi tipis, yakni sulitnya Indonesia menghadapi gempuran rantai pasok global yang dinilai sudah kuat. "Kita tidak mungkin berkompetisi hanya dengan membuat produk yang sama," ujar dia.

Meskipun peluang dalam bidang industri manufaktur terbilang tipis, ia mengungkapkan terdapat bidang industri yang masih bisa digenjot agar Indonesia menjadi pemimpin dalam bidang tersebut.

"Kita tidak mungkin lagi bisa kompetisi kalau untuk manufaktur, hampir tidak mungkin. Kecuali untuk petrochemical mungkin yang sifatnya ada lokal-lokalnya atau green industry yang ada lokalnya," ujar dia. (*)