https://morotai.times.co.id/
Berita

Dari Sleman untuk Indonesia, Pesantren Roudlatush Sholihin Jadi Teladan Kemandirian

Jumat, 17 Oktober 2025 - 09:20
Dari Sleman untuk Indonesia, Pesantren Roudlatush Sholihin Jadi Teladan Kemandirian Anggota FKUB Sleman ketika mengunjungi peternakan burung puyuh di Pondok Pesantren Roudlatush Sholihin, Ngemplak, Sleman. (FOTO: PP Roudlatush Sholihin)

TIMES MOROTAI, SLEMAN – Di tengah derasnya arus perbedaan dan tantangan sosial antarumat beragama, sebuah pesantren di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) justru memancarkan cahaya harmoni dan kemandirian.

Pondok Pesantren Roudlatush Sholihin, yang berlokasi di Dusun Pondok Dawung, Bimomartani, Ngemplak, Sleman, menjadi contoh nyata bagaimana lembaga keagamaan mampu menjawab dua tantangan besar bangsa: kerukunan antarumat dan ketahanan ekonomi umat.

Menjelang Hari Santri Nasional 2025, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sleman memberikan apresiasi tinggi kepada pesantren tersebut atas kiprah dan kontribusinya dalam membangun toleransi serta pemberdayaan masyarakat berbasis ekonomi mandiri.

Kunjungan FKUB Sleman pada Kamis (16/10/2025) dipimpin oleh Drs. B. Belariantata, S.Ag., M.M., selaku Kepala Bidang Dialog FKUB, didampingi Drs. Untung Waluyo (Kabid Aspirasi FKUB) serta Eko Nugroho Supriyanto, S.IP., M.Si., Kasubbid Ketahanan Nasional Badan Kesbangpol Sleman.

Mereka berdialog langsung dengan pengasuh pesantren membahas berbagai isu keagamaan dan sosial yang tengah menjadi perhatian publik — termasuk dinamika seputar peristiwa di Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo dan kontroversi tayangan televisi yang menyinggung warga Nahdlatul Ulama (NU).

Namun di balik isu-isu sensitif itu, FKUB Sleman justru menyoroti hal positif yang tengah tumbuh di pesantren ini: gerakan kemandirian ekonomi santri.

Santri Mandiri, Pesantren Berdaya

Pesantren Roudlatush Sholihin berhasil mengembangkan unit peternakan dan pertanian yang dikelola langsung oleh para santri. Usaha ini bukan hanya memenuhi kebutuhan internal, tapi juga menjadi laboratorium wirausaha bagi generasi muda pesantren.

FKUB-Sleman-2.jpg

“Ini langkah luar biasa dari pesantren yang ingin mandiri dan berdaya. Santri tidak hanya belajar kitab kuning, tapi juga belajar cara bertani, beternak, dan berwirausaha,” tutur Drs. Untung Waluyo, perwakilan FKUB dari unsur umat Hindu.

Menurutnya, model pesantren semacam ini sangat relevan di era sekarang. Ketika banyak lembaga pendidikan fokus pada akademik, Roudlatush Sholihin hadir dengan pendidikan berbasis kemandirian ekonomi dan spiritualitas.

“Pesantren seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi lembaga keagamaan lain di Indonesia. Ini bukan hanya soal ekonomi, tapi juga tentang membangun ketahanan sosial dan karakter mandiri di kalangan santri,” tambahnya.

Toleransi yang Hidup di Tengah Perbedaan

Tak hanya mandiri secara ekonomi, pesantren ini juga menjadi ruang toleransi yang hidup. Nilai-nilai keberagaman dipraktikkan setiap hari, bukan sekadar slogan.

Apresiasi juga datang dari Drs. B. Belariantata, tokoh Katolik yang kini menjabat sebagai Kabid Dialog FKUB Sleman. Ia menilai pesantren seperti Roudlatush Sholihin menjadi bukti nyata bahwa agama dapat menjadi perekat, bukan pemisah.

“Kami prihatin atas insiden yang sempat menyinggung perasaan sebagian umat. Namun kami juga bangga, karena di Sleman ini, kami melihat bagaimana umat beragama bisa hidup berdampingan, saling menghormati, dan saling mendukung,” ujarnya.

Belariantata menegaskan, FKUB Sleman akan terus memperluas ruang dialog lintas iman dan memperkuat kolaborasi dalam bidang sosial, pendidikan, dan ekonomi.

“Sleman harus tetap menjadi kabupaten yang damai, toleran, dan terbuka bagi semua golongan,” tegasnya.

Garda Ketahanan Sosial dan Ekonomi

Sementara itu, Eko Nugroho Supriyanto dari Kesbangpol Sleman menilai, peran pesantren kini jauh melampaui fungsi keagamaan tradisional. Pesantren telah menjadi garda depan ketahanan sosial dan ekonomi nasional.

“Pesantren seperti Roudlatush Sholihin luar biasa. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tapi juga membentuk santri yang siap berdikari, bahkan turut mendukung program pemerintah dalam kemandirian pangan,” ungkap Eko.

Menurutnya, pesantren memiliki posisi strategis untuk menjaga stabilitas sosial di tengah keberagaman. Melalui pendidikan berbasis nilai dan kerja nyata di bidang ekonomi, pesantren menjadi penopang harmoni masyarakat akar rumput.

Teladan dari Sleman untuk Indonesia

Kunjungan FKUB Sleman ke Pondok Pesantren Roudlatush Sholihin bukan sekadar agenda seremonial, melainkan simbol kuat dari kolaborasi lintas iman dan lintas sektor.

Pesantren ini menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam, ketika dipraktikkan dengan semangat keterbukaan dan gotong royong, dapat menjadi energi pemersatu bangsa.

Melalui wirausaha santri, pertanian berkelanjutan, dan solidaritas antarumat beragama, Roudlatush Sholihin meneguhkan peran pesantren sebagai pilar ketahanan sosial-ekonomi sekaligus mercusuar toleransi.

“Harapan kami, Sleman bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Bahwa dengan kebersamaan dan saling menghormati, kita bisa membangun kehidupan yang damai dan sejahtera,” pungkas Belariantata.

Kini, nama Roudlatush Sholihin tak sekadar dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam. Ia telah menjelma menjadi ikon pesantren masa depan — tempat di mana ketulusan beragama, kerja keras, dan semangat kemandirian menyatu menjadi satu napas perubahan. (*)

Pewarta : Soni Haryono
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Morotai just now

Welcome to TIMES Morotai

TIMES Morotai is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.