TIMES MOROTAI, JAKARTA – Setelah berhenti selama beberapa dekade, perlombaan senjata nuklir akan terjadi lagi setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Kamis (30/10/2025) kemarin memerintahkan Pentagon untuk melanjutkan uji coba nuklir, karena negara-negara lain juga melakukan hal yang sama.
Perintah Trump yang mengejutkan ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini mengumumkan bahwa Rusia menguji coba pesawat tak berawak bawah air bertenaga atom dan berkemampuan nuklir baru serta rudal jelajah bertenaga nuklir baru.
Padahal Putin tidak mengumumkan uji coba senjata nuklir Rusia, yang uji coba terakhirnya terjadi pada tahun 1990.
Selain itu, menjelang lawatan pemimpin AS itu ke Korea Selatan, yang merupakan tahap akhir dari lawatannya ke Asia, Korea Utara juga mengumumkan uji coba rudal yang diklaimnya sebagai senjata rudal laut-ke-permukaan.
Minggu lalu, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un mengungkap beberapa senjata terbaru militernya, termasuk apa yang tampak seperti sistem balistik jarak pendek yang dilengkapi dengan kendaraan luncur hipersonik.
Korea Utara membanggakan uji coba rudal jelajahnya saat Trump mengunjungi Korea Selatan. Rusia juga mengatakan telah menguji coba drone bawah air Poseidon, 'senjata super' nuklir lainnya.
Meskipun Trump tidak secara spesifik menyebutkan hal-hal tersebut dalam postingannya, termasuk uji coba Rusia, namun ia menyinggung tentang stok senjata nuklir yang dikendalikan oleh Xi dan Putin. "Rusia berada di posisi kedua, dan China berada di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam 5 tahun," katanya.
Karena itu Amerika Serikat akan melanjutkan uji coba senjata nuklir untuk pertama kalinya setelah berhenti selama tiga dekade. Trump mengatakan uji coba tersebut akan dilakukan agar setara dengan Rusia dan China.
"Sekarang adalah waktu yang tepat," kata Trump kepada wartawan di atas Air Force One dalam perjalanan kembali ke Washington tak lama setelah pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping di Korea Selatan.
Trump pertama kali mengumumkan hal tersebut di media sosial sebelum pertemuannya dengan Xi, dengan menekankan bahwa "hal itu ada hubungannya dengan orang lain."
"Karena program pengujian negara lain, saya telah menginstruksikan Departemen Perang untuk mulai menguji senjata nuklir kita secara setara," ujarnya dalam sebuah postingan di Truth Social. "Proses itu akan segera dimulai."
Pada tahun 2023, Putin menandatangani rancangan undang-undang yang mencabut ratifikasi Rusia atas larangan uji coba nuklir global, yang menurut Rusia diperlukan untuk menempatkan Rusia setara dengan AS.
Perjanjian Pelarangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, yang ditandatangani oleh Bill Clinton sebagai Presiden AS kala itu tidak pernah diratifikasi oleh Senat, diadopsi pada tahun 1996 yang melarang semua ledakan nuklir di seluruh dunia.
Pada tahun 2023, Rusia telah menegaskan hanya akan melanjutkan uji coba senjata nuklirnya jika Amerika Serikat melakukannya terlebih dahulu. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Perlombaan Senjata Nuklir Bakal Terjadi Lagi, Presiden AS Minta Pentagon Melanjutkannya
| Pewarta | : Widodo Irianto | 
| Editor | : Faizal R Arief | 
 Berita
 Berita 
       
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
                 
                 
                 
                 
                 
             
             
             
             
             
             
             
             
             
             
               TIMES Morotai
            TIMES Morotai