https://morotai.times.co.id/
Berita

Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Menempati Peringkat ke-5 Terburuk di Dunia

Selasa, 17 September 2024 - 08:20
Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Menempati Peringkat ke-5 Terburuk di Dunia Ilustrasi udara di Jakarta. (Foto: Freepik)

TIMES MOROTAI, JAKARTA – Kualitas udara di Jakarta pada Senin 17 September 2024 pagi kembali berada pada level tidak sehat bagi kelompok sensitif. Menurut data dari situs pemantau kualitas udara IQAir, pada pukul 06.19 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai angka 124, menempatkan ibu kota Indonesia pada posisi ke-5 sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.

Data tersebut mengungkapkan bahwa tingkat polusi udara di Jakarta didominasi oleh partikel halus PM2,5, dengan konsentrasi mencapai 45 mikrogram per meter kubik. Angka ini setara dengan 9 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Partikel PM2,5 merujuk pada partikel udara yang sangat kecil, berukuran kurang dari 2,5 mikron. Partikel ini dikenal berbahaya karena dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama bagi kelompok sensitif, seperti anak-anak, orang tua, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

Menurut pedoman WHO, tingkat PM2,5 yang ideal adalah di bawah 15 mikrogram per meter kubik. Namun, dengan konsentrasi yang jauh melampaui batas ini, Jakarta kini berada dalam kategori udara tidak sehat. Dalam kategori ini, kualitas udara dapat berdampak negatif pada kelompok sensitif, serta dapat menyebabkan kerusakan pada tumbuhan atau nilai estetika lingkungan.

"Tingkat kualitas udara yang buruk ini tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga dapat memengaruhi ekosistem secara keseluruhan," ujar seorang ahli lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Kategori Kualitas Udara

Menurut pedoman yang digunakan oleh IQAir, kualitas udara dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan konsentrasi PM2,5. Kategori baik, berada rentang PM2,5 antara 0-50. Dalam kategori ini, kualitas udara tidak memberikan dampak negatif pada kesehatan manusia maupun hewan, dan tidak mempengaruhi tumbuhan, bangunan, atau nilai estetika.

Kategori sedang, berada pada rentang PM2,5 antara 51-100. Kualitas udara dalam kategori ini tidak terlalu berdampak pada kesehatan manusia, namun dapat berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan estetika lingkungan. 

Kemudian, kategori tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif: Rentang PM2,5 antara 101-150. Pada kategori ini, udara mulai berdampak buruk pada kelompok sensitif, seperti penderita penyakit pernapasan. Kategori tidak sehat memiliki rentang PM2,5 antara 151-200. Udara pada tingkat ini dapat merugikan kesehatan sebagian besar penduduk.

Kategori sangat tidak sehat berada pada rentang PM2,5 antara 201-299. Kualitas udara pada kategori ini dapat memengaruhi kesehatan banyak orang, terutama mereka yang terpapar dalam jangka waktu lama. Terakhir, ketegori berbahaya: Rentang PM2,5 antara 300-500. Kualitas udara dalam kategori ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius bagi seluruh populasi.

Jakarta Menempati Posisi ke-5 di Dunia

Jakarta menempati posisi ke-5 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, di bawah kota Lahore (Pakistan) dengan AQI 189, Delhi (India) dengan AQI 162, Lisboa (Portugal) dengan AQI 157, dan Dhaka (Bangladesh) dengan AQI 147.

Meskipun AQI Jakarta berada di angka 124, kualitas udara ini masih dianggap tidak sehat bagi kelompok sensitif, terutama mereka yang memiliki penyakit pernapasan. Kondisi ini tentunya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Jakarta.

Upaya Pemantauan Kualitas Udara di Jakarta

Dalam rangka mengatasi masalah ini, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta telah meluncurkan platform pemantau kualitas udara yang terintegrasi di 31 titik Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang tersebar di seluruh kota. Data yang diperoleh dari SPKU tersebut ditampilkan secara real-time melalui platform pemantauan kualitas udara, yang juga terintegrasi dengan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), World Resources Institute (WRI) Indonesia, serta Vital Strategis.

Melalui platform ini, masyarakat dapat memantau kualitas udara secara langsung dan mendapatkan informasi yang akurat mengenai kondisi udara di sekitar mereka. Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, seperti menggunakan masker ketika kualitas udara memburuk.

Jakarta terus berupaya memperbaiki kualitas udaranya, namun tantangan yang dihadapi sangat besar, terutama karena polusi dari kendaraan bermotor dan industri yang beroperasi di kota ini. Peningkatan kesadaran masyarakat dan kerja sama antara berbagai lembaga menjadi kunci dalam mengatasi krisis kualitas udara yang semakin mengkhawatirkan ini. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Morotai just now

Welcome to TIMES Morotai

TIMES Morotai is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.